Thursday, August 28, 2014

Siapa Depok-1 Selanjutnya?


Pilkada Kota Depok memang masih sekitar setahun lagi, namun aroma persaingan siapa yang akan duduk di kursi Depok-1 sudah tercium. Nur Mahmudi yang saat ini masih menjabat sebagai Walikota Depok dipastikan tidak akan maju lagi sebagai Walikota Depok karena beliau sudah menjabat dua periode. Namun kabar santer terdengar istrinya, Nur Azizah Tahmid akan maju dalam bursa bakal Calon Walikota Depok mewakili Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Nur Tahmidzi akan bersaing dengan enam kader PKS lainnya. Ada satu nama lain dari salah satu kader yang dicalonkan PKS yang tidak asing terdengar, yaitu Tifatul Sembiring, atau yang biasa disebut Tiffie. Menteri Komunikasi itu disebut-sebut masuk kedalam bursa bakal Calon Walikota Depok bersama enam kader lainnya.

Melihat dua nama yang digadang-gadangkan PKS untuk menjadi bakal Calon Walikota Depok tersebut, hal ini menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai macam pihak, khususnya di dunia maya. Ada yang bilang majunya Nur Azizah Tahmid adalah sebagai sebuah usaha untuk membangun dinasti Nur Mahmudi, ada yang membandingkan kinerja Tiffie sebagai menteri yang tidak becus, dan bagaimana andaikata nanti menjadi walikota. Ada juga yang bilang Tiffie ‘haus’ jabatan. Hampir setiap reaksi netizen adalah berisi sebuah kekhawatiran.

Ditengah kabar majunya istri Nur Mahmudi dan Tiffie menjadi bakal Calon Walikota, lalu muncul nama seorang Sejarawan yang mencoba merangkak maju ikut mencalonkan diri menjadi Calon Walikota Depok melalui jalur independen, JJ. Rizal. Pendiri Komunitas Bambu ini merasa terpanggil menjadi Calon Walikota Depok karena merasa tidak puas dengan pemerintahan sekarang. JJ. Rizal menganggap Depok kini bukanlah kota yang humanis, banyak pembangunan yang tidak sesuai dan tidak dilakukan sebagai mana mestinya. Berangkat dari sana kini ia sedang membentuk sebuah relawan #SaveDepok yang nantinya akan membantunya. Bagi para netizen, munculnya nama JJ. Rizal sedikit meredam kecemasan masyarakat Depok akan pencalonan Tiffie. Belum lagi kabar dari Partai Golkar yang dikabarkan juga akan menyiapkan salah satu kader terbaiknya Nurul Arifin sebagai bakal Calon Walikota Depok dari Partai Golkar. Nama-nama yang muncul diatas akan membuat pertarungan Depok-1 semakin seru dan memanas, dan tidak menutup kemungkinan akan ada nama-nama lain yang muncul beberapa waktu kedepan.

Oktober 2015 nanti Kota Depok akan memasuki babak baru. Sepertinya masyarakat Depok juga menginginkan adanya sosok pemimpin yang baru dengan gaya kepemimpinan yang baru. Melihat jumlah massa yang ada, PKS memang memiliki massa yang cukup kuat di Depok, hal ini terlihat pada Pemilihan Presiden 9 Juli lalu, di Depok suara Jokowi-JK kalah banyak dibanding dengan suara Prabowo-Hatta. Namun bukanlah suatu hal yang mustahil seseorang yang maju melalui jalur independen malah justru terpilih. Bukankah sekarang masyarakat sudah lebih pintar? Bukankah masyarakat kini lebih melihat siapa sosok yang akan memimpin mereka kelak ketimbang partai dibelakangnya?, dan apa sepak terjangnya selama ini bagi Kota Depok? Saya rasa pertimbangan-pertimbangan seperti itu masih berlaku dibenak para pemilih. Satu hal penting, demokrasi adalah sebuah sikap ingin bekerja bersama demi terciptanya cita-cita bersama, siapa pun walikotanya nanti saya rasa perlu adanya kerjasama yang terbangun intens, baik pemerintah dengan masyarakat, maupun masyarakat dengan masyarakat, dan saya rasa masyarakat tahu apa cita-cita mereka dan mau bekerja dengan siapa.

No comments: