Tuesday, September 9, 2014

Historisitas Seorang Febri

Nama saya Febrianto Adi Saputro, biasa dipanggil Febri. Saya lahir di Jakarta 10 Februari 1993. Di sebuah daerah padat penduduk di Jakarta Pusat. Saya dilahirkan di sebuah puskesmas kecil, namun terakhir saya lihat tempat dimana saya dilahirkan, kini puskesmas itu telah berubah menjadi salon. Sangat disayangkan memang, sebuah saksi bisu dimana saya lahir, saya justru tidak bisa melihatnya lagi.

Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Adik saya yang pertama seorang perempuan yang saat ini duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan adik saya yang kedua masih duduk di kelas 6 SD. Saya dilahirkan dikeluarga yang sederhana. Pendidikan terakhirnya STM, dan pendidikan terakhir ibu saya adalah SMEA. Ayah saya asli Kuningan, Jawa Barat, dan Ibu asli Jakarta, namun nenek saya asli Boyolali. Hanya saja sewaktu nenek saya melahirkan ibu saya, ibu lahir di Jakarta. Keluarga besar pun kebanyakan tinggal di Boyolali. Saat ini saya sudah lama menetap di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Ketika Taman Kanak-kanak, saya adalah seorang anak yang cengeng. Gampang sekali menangis jika tahu ibu tidak menunggu saya sampai saya pulang. Beranjak dari Sekolah Dasar masih tidak berubah. Setidaknya sampai di kelas 2 SD saya sudah mulai berani sendiri. Saya sudah mulai berani membawa sepeda sendiri ke sekolah sampai lulus SD. Ketika SD saya memang tidak pernah mendapat peringkat di kelas. Mendapat nilai matematika 9 di raport saja terakhir itu kelas 2 SD, sisanya tidak pernah.

Ketika SMP, saya berhasil masuk disalah satu SMP favorit di Depok, yaitu SMPN 8. Saya selalu berjalan kaki menuju sekolah, karena memang tidak punya motor, naik ojek pun terlalu mahal pada saat itu. Perjalanan dari rumah menuju sekolah kurang lebih 30 menit. Maka saya selalu berangkat dari rumah tidak pernah lebih dari jam 6.30. Begitu juga ketika SMA.

Kemudian ketika lulus SMP, saya tidak berhasil masuk sekolah favorit karena nem saya tidak cukup. Saya justru masuk sekolah swasta yang terkenal akan sekolah rawan tawuran. Dasar saya masuk sekolah itu hanya karena dulu sepupu masuk sekolah itu dan berhasil lolos SPMB dan masuk UI. Karena kedua sepupu saya yang juga satu rumah dengan saya semua lulusan UI, maka saya bertekad untuk mengikuti jejak mereka.

Setelah lulus SMA di tahun 2011, niat saya justru berubah. Saya memilih untuk bekerja sambil kuliah. Saat itu saya sudah diterima di Trisakti jurusan Desain Komunikasi Visual. Akan tetapi, saya tidak meneruskan disana karena sesuatu hal. Akhirnya uang pendaftaran yang sudah masuk dikembalikan, dan uang tersebut saya pakai untuk daftar bimbel.
Sambil bimbel, saya melamar pekerjaan di beberapa tempat. Tempat pertama saya bekerja adalah sebagai pialang di Menara UOB Thamrin, Jakarta Pusat. Disana saya bekerja layaknya eksekutif muda, memakai kemeja, bersepatu pantofel, dan berdasi, namun saya tidak pernah mengira bahwa pekerjaan saya waktu itu tidaklah mudah. Bagaimana saya harus mendapatkan nasabah yang mau investasi minimal seratus juta rupiah (Rp. 100.000.000). Akhirnya seminggu disana saya memutuskan keluar, alasan saya keluar ada dua hal, pertama karena saya tidak menikmati pekerjaan saya, kedua, karena disaat yang bersamaan saya mendapat panggilan kerja di Hoka-hoka Bento. Akhirnya saya bekerja di Hoka-hoka Bento sebagai Part-time. Di tempat kerja saya yang baru ini saya justru menikmatinya. Meski kadang hanya cuci piring di dapur, kadang sebagai pengantar makanan, kadang juga menjadi penyambut tamu. Akhirnya saya bekerja disana selama 3 bulan, karena saya memang dikontrak selama 3 bulan saja.

Akhirnya saya mencari kerja lagi di beberapa tempat hingga diterima di salah satu hotel bintang tiga di daerah Taman Anggrek, Jakarta Barat. Disana saya menjadi Banquet. Awalnya saya menikmati pekerjaan itu, namun setelah beberapa minggu disana saya melihat ada perbedaan yang sangat mencolok antara pekerjaan saya yang baru dan yang dulu, bukan soal gaji, namun teknis kerjanya, saya akhirnya memutuskan keluar darisana.
Akhirnya saya memutuskan untuk fokus SNMPTN tahun 2012. Saya mempersiapkan diri untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri yang saya impikan. Puji Tuhan saya dapat diterima di Fakultas Filsafat UGM. Mungkin ini adalah mukjizat yang Tuhan berikan kepada saya. Saya bisa diterima di UGM dengan biaya masuk yang murah. Jujur saya tidak pernah bermimpi untuk bisa masuk UGM. Namun Tuhan memiliki rencana yang indah buat saya. Saya bangga bisa berkuliah di Yogyakarta, banyak hal yang saya pelajari dan saya dapatkan di kota ini. Tidak hanya akademik, namun juga diluar akademik.


Rencana, atau cita-cita saya kedepan adalah saya berharap bisa melanjutkan kuliah ke jenjang S2 atau bahkan S3 minimal di Indonesia. Saya ingin memberi kontribusi nyata bagi Indonesia, pada umumnya dan bagi daerah asal saya pada khususnya, dalam bidang apapun, asalkan saya bermanfaat bagi masyarakat luas. Saya ingin memberikan sesuatu untuk bangsa ini, karena sedari kecil saya sudah diberi banyak oleh Indonesia, kini saatnya saya memberi banyak untuk Indonesia sebagai ucapan terima kasih saya untuk bangsa yang telah ikut berperan membesarkan saya. 

No comments: