Monday, December 26, 2016

12 Tahun Tsunami Aceh dan Makna Sebuah Persatuan


(Sumber Foto: Dream.co.id)
Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dalam benak penulis, hal apa kira-kira yang dapat menyatukan bangsa Indonesia? Lalu penulis teringat dengan salah satu lirik lagu yang demikian, “Apakah yang dapat menyatukan kita? Salah satunya dengan musik!”. Ya, itu adalah cuplikan lagu Project Pop berjudul Dangdut is the Music of My Country. Apakah sampai saat ini musik masih menjadi alat pemersatu bangsa? Penulis tidak akan menjawab itu, karena tidak pada konteks tema tulisan ini. Lalu adakah hal lain yang dapat menyatukan kita sebagai bangsa selain musik? Tentu ada, salah satunya adalah melalui bencana alam.

Ingatkah kita pada peristiwa tsunami di Aceh beberapa tahun lalu? Masyarakat Aceh tidak pernah menyangka bahwa 26 Desember 2004 menjadi hari paling berduka di seluruh tanah Serambi Mekah. Ribuan nyawa meninggal akibat tersapu gelombang tsunami. Tidak hanya di Aceh, gempa disertai tsunami juga terjadi di beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Anak-anak dan perempuan tidak luput menjadi korban dari terjangan tsunami. Para keluarga sibuk mencari sanak saudaranya yang hilang terserat arus. Kepedihan mereka seolah tergambar dari doa dan air mata mereka.

Kini 12 tahun telah berlalu, Aceh kini perlahan mulai bangkit, asa mereka kembali menyala menerangi nusantara. Semua itu tidak lain adalah peran dari seluruh masyarakat Indonesia yang mau bersatu untuk menolong dan membantu sesama yang terkena musibah. Meskipun beberapa hari yang lalu Aceh kembali diguncang gempa yang cukup hebat, percayalah itu hanyalah teguran bukan untuk masyarakat Aceh saja, namun juga teguran untuk kita semua sebagai bangsa Indonesia yang semakin hari persatuan diantara masyarakat dinilai semakin memudar. 

Perdebatan agama dan perseteruan politik yang ramai di masyarakat tanpa disadari membuat kita semakin renggang dan melupakan artinya persatuan. Melalui bencana yang kerap menimpa Aceh, kita seperti diingatkan oleh Tuhan untuk tetap bersatu. Semoga kita tidak menjadi bangsa yang telat sadar, yang baru bisa bersatu jika hanya ada bencana.



Cimanggis, 26 Desember 2016





No comments: