Thursday, December 29, 2016

33 Tahun Slank: Dari Slank untuk Indonesia

(Sumber Foto: Instagram.com/najwashihab)

Ada yang berbeda dari acara Mata Najwa pada tanggal 28 Desember 2016. Slank nampak hadir menjadi bintang tamu acara Mata Najwa. Diundangnya Slank di acara Mata Najwa menjadi sesuatu yang baru, karena tidak biasanya acara yang dipandu Najwa Shihab tersebut mengundang sebuah band musik. Ternyata kehadiran Slank di acara tersebut bertepatan dengan ulang tahun Slank yang ke-33.

Seluruh personil Slank nampak hadir malam itu, kecuali Abdee Negara yang berhalangan hadir karena kondisi fisiknya yang masih belum pulih dari sakit. Selain itu ada juga Teten Masduki (Kepala Staff Kepresidenan), Budi Waseso (Kepala BNN), Oppie Andaresta (Penyanyi), Korlap Slankers, dan juga tidak ketinggalan para Slankers juga turut hadir dalam acara tersebut.

Slank sebagai salah satu legenda musik tanah air memang pantas diapresiasi. Pencapaian selama 33 tahun telah membawa Slank menjadi sebuah band yang memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia. Slank bukan hanya sebuah band, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran anak-anak muda, gerakan, dan juga gaya hidup bagi sebagian orang. Lantang menyuarakan persoalan bangsa dan ikut ke dalam kampanye politik tidak membuat Slank kehilangan Slankers, Slankers malah justru ikut mendukung apa yang disuarakan oleh Slank.

Narkoba yang pernah menjerat para personil Slank tidak lantas membuat Slank terpuruk dan menyerah dengan keadaan. Semangat hidup yang tinggi berhasil membuat mereka bangkit dari kekelaman. Bahkan saat ini Slank justru memerangi narkoba dengan berbagai cara yang mereka bisa. Slank juga kerap membantu orang-orang yang masih memiliki ketergantungan terhadap narkoba untuk ditampung di dalam sebuah yayasan. Semua pembiayaan ditanggung oleh Slank yang diambil dari uang manggung Slank yang disisihkan khusus untuk para penyandang narkoba yang memiliki keinginan untuk sembuh. Kepedulian Slank terhadap korban ketergantungan narkoba dianggap sebagai sebuah penebusan atas kesalahan yang telah mereka lakukan puluhan tahun lalu yang lalu.

Tidak hanya persoalan narkoba, Slank juga peduli terhadap persoalan bangsa lainnya seperti korupsi, demokrasi, dan lingkungan hidup. Slank juga tidak segan-segan turun ke jalan, dan mendukung mereka yang dianggap membela kepentingan rakyat. Salah satu kontribusi yang dilakukan Slank adalah dengan memberikan nama-nama yang dianggap tepat untuk mengisi posisi menteri kepada Presiden RI Joko Widodo. Slank juga pernah tampil di halaman gedung KPK untuk mendukung KPK dalam menolak revisi UU KPK yang dianggap melemahkan KPK.   

Slank memiliki kemampuan yang piawai dalam menciptakan lagu. Meskipun terkadang penggunaan kata yang dipakai dalam liriknya terdengar ‘aneh’ dan banyak penggunaan idiom-idiom khas Indonesia seperti “Tong-Kosong”, “Bang-Bang Tut”, namun beberapa lagu-lagu yang dibuat oleh Slank selalu kaya makna dan bermakna ganda. Salah satunya dapat didengar pada lagu “Balikin”, yang bisa diartikan untuk seseorang, tetapi juga bisa diartikan untuk narkoba yang merenggut semua apa yang orang punya.

Slank juga aktif mengkritik pemerintahan, dan menyindir kelakuan anggota DPR. Tidak sedikit lirik-lirik lagu Slank diciptakan berdasarkan apa yang menjadi kegalauan bangsa ini. Salah satunya terlihat pada lagu “Seperti Para Koruptor”. Sebagai parlemen jalanan, lirik yang tajam menjadi ‘senjata’ Slank dalam menyuarakan aspirasi mereka sebagai rakyat.

Selamat ulang tahun Slank yang ke-33. Teruslah benyanyi untuk negeri ini, hingga Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar sejahtera!




Cimanggis, 29 Desember 2016

No comments: