Saturday, September 24, 2016

Memanusiakan Manusia Melalui Startup Digital

Adam Smith, yaitu seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia pernah menyatakan dalam teorinya bahwa manusia adalah Homo Homini Socius, yang berarti manusia adalah makhluk sosial. Bahkan jauh sebelum Adam Smith, Aristoteles juga sudah terlebih dahulu meyakini prinsip tersebut. Oleh karena itu, sudah menjadi hakikatnya bahwa manusia sekiranya dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi satu sama lain. Ada banyak cara untuk bisa hidup bermanfaat bagi orang lain, salah satu cara yaitu melalui kegiatan bisnis yang berbasis startup. Tunggu dulu.. memang ada bisnis yang justru menguntungkan orang lain? Bukankah sebagian entepreneur di luar sana berbisnis tujuannya adalah untuk meraup keuntungan pribadi semata? Lalu bisnis startup seperti apa yang bisa menguntungkan tidak hanya untuk pribadi namun juga bermanfaat banyak orang?

Sedikit informasi bahwa sebelum membentuk Travelmates Jogja, (produk startup yang akan saya bentuk ini) saya adalah seorang yang tidak terlalu tertarik untuk menjadi entepreneur. Namun setelah saya bersama teman saya membentuk Travelmates Jogja, saya merasa banyak orang yang terbantu dengan usaha yang bergerak di bidang jasa pariwisata ini. Setelah mengikuti Ignition 2 di Yogyakarta, saya menjadi sadar bahwa definisi “bisnis” yang selama ini saya pahami adalah definisi yang bersifat negatif, yaitu definisi “bisnis” yang hanya berorientasi pada uang/materi. Padahal ada sesuatu yang lebih besar yang tidak hanya sekedar mengejar materi, yaitu sebuah pola pikir yang mencari solusi atas suatu permasalahan yang ada di sekitar kita. Jika sebuah permasalahan sudah ditemukan solusinya, maka peluang untuk berbisnis dengan sendirinya akan tercipta.

Di era yang serba digital seperti saat ini, manusia cenderung ingin hidup yang lebih praktis. Lalu orang-orang kini lebih mempercayai aplikasi Google Maps ketimbang menyapa dan bertanya langsung dengan warga sekitar, alhasil bisa saja dikemudian hari hubungan antar manusia mengalami ‘kepunahan’. Wajar apabila ketakutan kita terhadap ‘kepunahan’ ini semakin menjadi-jadi, bahkan semakin kuat ketika kita melihat sendiri anak-anak sekolah atau sekumpulan remaja yang terlalu asyik dengan gadget-nya masing-masing tanpa adanya interaksi satu sama lain diantara mereka. Hal itu mungkin hanya sebagian dari dampak negatif dari teknologi, namun tidak selamanya teknologi berdampak negatif. Ketakutan kita terhadap ketergantungan manusia terhadap teknologi seakan perlahan mulai terkikis seiring banyak bukti yang menunjukkan bahwa teknologi khususnya startup digital dapat menggerakan masyarakat dan memberi manfaat bagi banyak orang. Melalui program 1000 startup digital kita kembali diingatkan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, yaitu makhluk sosial yang berguna bagi orang lain dan menjawab permasalahan kehidupan yang ada di dalam suatu masyarakat #1000StartupDigital