Wednesday, January 4, 2017

Fenomena Pengangguran Terdidik dan Problematikanya

Data mengenai tidak terserapnya tenaga kerja dengan maksimal di tengah kualitas pertumbuhan ekonomi yang dinilai stabil ternyata cukup mengejutkan. Data tersebut dipaparkan oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan dalam artikel yang ditulis di laman resmi DPR (http://dpr.go.id/berita/detail/id/15112). Mantan Wakil Ketua Komisi tersebut mengatakan bahwa presentase pekerja masih didominasi oleh pekerja dengan pendidikan rendah, yaitu sebesar 60,24%. Disusul pekerja dengan pekerja dengan pendidikan menengah sebesar 27,24%, dan terakhir pekerja dengan pendidikan tinggi sebesar 12,24%.

Data di atas menunjukkan fakta menarik bahwa 50% jumlah penduduk masih bekerja di sektor informal. Heri menambahkan, “Ironisnya, sektor tersebut juga mulai dimasuki oleh tenaga kerja asing asal Tiongkok yang ilegal”. Tingkat penyerapan tenaga kerja industri juga mengalami penurunan dari 15,97 juta pada bulan Februari menjadi 15,54 pada bulan Agustus. Ditambah lagi invasi tenaga kerja asing yang mungkin akan terus berdatangan ke Indonesia dan persaingan Sumber Daya Manusia (SDM)  di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi ancaman serius bagi calon tenaga kerja.

Salah satu penyebab banyaknya pengangguran bagi mereka yang berpendidikan tinggi yaitu tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang mereka pilih selama kuliah. Banyak jurusan-jurusan yang disediakan oleh universitas di Indonesia, namun dalam kenyataannya, di dunia kerja malah tidak tersedia. Alhasil ilmu yang dipelajari selama kuliah justru tidak bisa dipraktekkan di dunia kerja. Tidak jarang dari mereka justru bekerja di bidang yang berbeda dari apa yang mereka pelajari di bangku kuliah. Hal semacam ini sering dijumpai di industri bank yang kerap membuka lowongan untuk semua jurusan.

Selain itu, idealisme dan sifat pilih-pilih juga masih menjadi karakter yang dominan bagi para lulusan baru di negeri ini. Sifat memilih-milih pekerjaan memang tidak salah, karena memang kenyataannya para pencari kerja selalu disuguhkan pada posisi yang tidak jauh-jauh dari sales dan marketing. Bagi mereka yang lulusan SMP kebawah tidak mempersoalkan posisi tersebut karena mereka cenderung mau menerima pekerjaan apapun, sedangkan situasi berbeda bagi mereka lulusan perguruan tinggi, yang cenderung mencari pekerjaan yang lebih sesuai.

Persoalan lainnya adalah adanya mindset yang telah berlaku secara umum di masyarakat tentang pekerjaan tertentu. Contoh, Mindset tentang pekerjaan sales yang selalu identik dengan pekerjaan door to door. Kemudian mimpi bekerja di perusahaan besar yang bergengsi dengan posisi yang menjanjikan jenjang karir masih menjadi patokan kesuksesan banyak orang. Mindset inilah yang harus diubah agar tidak semakin banyak lagi pengangguran terdidik.

Beberapa persoalan di atas bukan hanya menjadi tugas pemerintah, melainkan tugas semua warga negara dalam memerangi pengangguran yang semakin lama semakin memprihatinkan. Persoalan minimnya lapangan kerja meenjadi persoalan serius yang harus diselesaikan bersama, oleh karena itu perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak baik dari lembaga penyedia tenaga kerja, perusahaan dan industri, serta pemerintah. Seperti yang tertuang dalam Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.


Cimanggis, 4 Januari 2017


Tuesday, January 3, 2017

Partai Oposisi dan Kekonsistenan dalam Perbedaan Sikap

(Sumber Gambar: Batamtoday.com)
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Ekonomi dan Keuangan, Dr., Ir., H. Taufik Kurniawan, M.M. dalam keterangan persnya di laman resmi Facebook DPR RI (1/3/2017) menyatakan bahwa DPR RI mengapresiasi kinerja ekonomi pemerintah. Berdasarkan laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang disampaikan Kementerian Keuangan, DPR melihat pemerintah mampu mencapai target APBN sebesar 5% dari target 5.2% yang harus dicapai. Meksipun gejolak ekonomi global masih fluktuatif, namun perekonomian nasional masih terlihat stabil. Hal itu dibuktikan dengan nilai tukar rupiah rata-rata yang menguat sebesar Rp. 13.307 per dollar AS. Taufik Kurniawan yang juga kader Partai Amanat Nasional (PAN) menambahkan bahwa kita mampu merealisasikan belanja negara sebesar Rp. 1.859,5 triliun atau sekitar 89,3 persen.

Sementara itu di lain pihak, Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan (F-Gerindra) mengatakan bahwa pertumbuhan domestik masih diwarnai tren perlambatan dan kualitas pertumbuhan yang belum membaik. Meskipun sudah mencapai 5 persen, namun target pertumbuhan dalam APBN 2016 yang dipatok 5.2 persen tidak tercapai.  Selain itu Heri Gunawan juga mempersoalkan penyerapan tenaga kerja yang belum maksimal. Menurut data Bappenas 2016, pertumbuhan 1 persen hanya mampu menyerap 110.000 tenaga kerja. Menurut Heri Gunawan angka tersebut menunjukkan penurunan dibanding 5 tahun lalu yang mencapai 225.000 serapan tenaga kerja.

Perbedaan sikap yang diperlihatkan antar anggota DPR dalam menilai pemerintah sampai saat ini masih saja terjadi. Perbedaan pendapat memang menjadi suatu hal yang wajar terjadi dalam politik, dimana satu pihak memposisikan diri sebagai partai pendukung pemerintah, sedangkan yang satu lagi bertindak sebagai oposisi. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pernah melakukan hal yang berbeda dari biasanya. Partai yang merupakan pemenang pemilihan legislatif  2014, yang presidennya juga merupakan kader PDIP justru pernah mengkritik Jokowi ketika Jokowi tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri dan lebih memilih Badrodin Haiti. Lama menjadi oposisi di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono membuat kebiasaan mengkritik pemerintah tidak hilang meskipun sudah menjadi partai pemenang.

Kini di era pemerintahan Jokowi, pengkotak-kotakan antara partai pendukung pemerintah yang terdiri dari PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, PPP, – disusul PAN, dan Golkar yang baru bergabung – dan partai di luar pemerintah seperti Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat masih terus terjadi. Terutama Partai Gerindra yang sejak dari awal konsisten menjadi penyeimbang. Partai Gerindra dan partai di luar pemerintah lainnya akan terus berseberangan dengan pemerintah. Apapun prestasi yang telah dicapai oleh pemerintah, sang oposisi akan selalu menganggap itu adalah sebuah kegagalan atau suatu keberhasilan yang biasa saja. Biarlah kini rakyat yang menilai, mana yang harus diapresiasi dan mana yang bukan prestasi?



Cimanggis, 3 Januari 2017

Duka di Awal Tahun 2017

(Sumber foto: Google/Radarpekalongan.com)
Kemeriahan perayaan pergantian tahun tidak selalu berjalan lancar. Tidak jarang pemberitaan tentang rumah yang terbakar akibat petasan, dan rumah yang dirampok karena si pemilik rumah sedang menikmati liburan akhir tahun kerap menjadi pemberitaan langganan pasca perayaan tahun baru. Begitu juga beberapa kejadian yang terjadi di awal tahun 2017 ini, dunia diwarnai dengan beberapa peristiwa duka yang terjadi di beberapa negara.

Di Turki terjadi peristiwa penembakan tepat beberapa jam setelah perayaan pergantian tahun. Peristiwa itu bermula dari seseorang berpakaian sinterklas membawa senapan masuk ke dalam kelab malam di Reina, Istanbul, Turki dan menembak kerumunan orang yang sedang berkumpul. Akibat peristiwa tersebut dikabarkan 39 orang tewas dan 70 orang luka-luka, 15 korban tewas diantaranya adalah orang asing (Kompas, 1/2/17).

Peristiwa duka di awal tahun juga terjadi di Indonesia. Sebuah kapal motor Zahro Express pengangkut penumpang tujuan Pulau Tidung, Kep. Seribu, Jakarta, terbakar di Teluk Jakarta pada 1 Januari 2017 pukul 08.40 WIB. Peristiwa tersebut diawali dengan ledakan kecil di kamar mesin di dek bawah. Dengan cepat asap mengepul dan membuat para penumpang di kapal tersebut panik dan melompat ke laut. Dikabarkan 23 orang meninggal, 17 orang hilang, 17 orang luka-luka, dan 194 orang selamat.

Rentetan peristiwa yang terjadi di awal tahun 2017 diatas mengingatkan kita agar tetap waspada dimanapun kita berada. Agar kejadian serupa tidak terulang, maka alangkah baiknya kita harus tetap waspada sebelum berpergian menikmati akhir tahun bersama keluarga. Persiapan sebelum pergi berlibur itu penting agar liburan kita menyenangkan. Persiapan seperti memperhatikan travel warning baik dari pemerintah negara setempat atau pemerintah dalam negeri, mengecek ramalan cuaca untuk menghindari cuaca buruk, memastikan rumah terkunci, dan persiapan lainnya yang bisa dilakukan untuk keamanan bersama. Tidak jarang perampokan, kebakaran, teroris, menjadi ancaman yang mengganggu liburan awal tahun.

Jangan lupa untuk bersyukur bahwa kita masih diberi kesempatan untuk bisa merasakan pergantian tahun dengan lancar. Disela-sela euforia tahun baru ini, selipkan juga doa untuk mereka yang terkena musibah agar mereka selalu kuat menghadapi ujian hidup yang sedang mereka hadapi. Semoga tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari. 


Cimanggis, 2 Januari 2017

Sunday, January 1, 2017

Tahun Baru 2017: Tahun Penuh Keikhlasan


(Sumber Foto: Vemale.com)
Hari ini adalah hari pertama di tahun 2017. Doa dan harapan selalu menjadi catatan pembuka di setiap awal tahun. Resolusi kerap dijadikan target dalam hidup yang harus dicapai. Namun diantara itu semua, jangan lupa untuk menyelipkan satu kata di setiap resolusi yang kita buat, yaitu IKHLAS. Mungkin setiap kita memiliki versi sendiri-sendiri untuk memaknai tahun 2017 yang akan datang, namun penulis menganggap keikhlasan menjadi kunci penting untuk menjalani kehidupan di tahun 2017.

Untuk para siswa SMA yang sedang mempersiapkan Ujian Nasional (UN) dan ujian perguruan tinggi negeri (SNMPTN/SBMPTN), teruslah berharap agar mendapat hasil yang terbaik. Dimanapun kalian mengenyam pendidikan tinggi, Ikhlaslah dalam menjalani itu semua. Tuhan pasti memiliki rencana yang baik menempatkanmu di universitas yang menerimamu.

Tidak lupa penulis mengingatkan juga kepada teman-teman yang sedang mencari kerja, bertekunlah terus dalam doa, dan teruslah berusaha, sambil jangan lupa ikhlas menerima apapun hasilnya. Baik di tempat dengan gaji yang pas-pasan, lokasi kantor yang jauh, maupun jam kerja yang padat, syukuri saja. Jika kamu bisa bersyukur menerima itu semua, maka sebenarnya kamu sudah ikhlas. Begitu juga untuk teman-teman yang dalam waktu cukup lama belum mendapatkan pekerjaan, percayalah ada rencana lain yang Tuhan persiapkan untuk kita.

Untuk teman-teman yang menanti kehadiran jodoh, hendak menikah atau menunggu kelahiran buah hati, ikhlaskan semua kepada Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan anugerahnya untuk para umatnya di waktu yang tepat. Jangan pernah mengeluh karena ketidakpastian. Justru ketidakpastian itu ada untuk menguji iman kita.

Pesan khusus juga penulis sampaikan untuk para calon kepala daerah yang akan bertanding di Pilkada serentak Februari 2017 mendatang. Terima dengan ikhlas siapapun yang terpilih, terutama untuk para pendukung, jangan ada lagi tindakan anarkis yang meresahkan warga. Ikhlaskan jika calon yang kita jagokan tidak terpilih. Biarkan pilkada serentak tahun ini berjalan dengan aman, damai, dan lancar, dan mulai bangkit untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi di tahun 2017 ini.
Selamat Tahun Baru 2017! Selamat menjalani hidup dengan ikhlas dan menata hidup yang lebih baik di tahun 2017.




Cimanggis, 1 Januari 2017