Sudah lama saya menahan keinginan
untuk mengomentari persoalan politik yang menjadi topik perbincangan yang
hangat dimana-mana. Hingga akhirnya saya tidak dapat lagi menahan ketidakinginan
itu. Namun saya tidak ingin membahas keunggulan atau keburukan dari masing-masing
capres. Saya juga tidak ingin memihak kepada salah satu capres. Sayangnya apa
yang ingin saya bahas disini mungkin lebih kepada persoalan salah satu capres
dan masa lalunya. Dan sayangnya lagi, capres yang ada di tahun 2014 ini hanya
ada dua. Sekali lagi, bukannya saya menjelekkan Capres A dan lebih memihak kepada
capres B, saya juga tidak ingin menjadi warga negara yang golput. Mau tidak
mau, suka tidak suka sebagai warga negara yang baik saya harus memilih satu
diantara dua capres yang ada.
Suatu artikel di Tempo.co menarik
perhatian saya, yaitu seorang wartawan Amerika, Allan Nairn yang membeberkan
hasil wawancaranya dengan Prabowo di tahun 2001. Agar saya tidak salah
menafsirkan silahkan anda baca sendiri beberapa artikel tersebut yang berkaitan : "Wartawan Investigasi Bongkar Rahasia Prabowo" , "Soal Prabowo, Jurnalis Allan: Kutip Blog Saya".
Selain itu Allan Nairn juga memposting tulisannya di blognya http://www.allannairn.org/.
Menurut saya hal ini menarik, pertama,
kita memang seharusnya tidak lantas langsung percaya begitu saja apa yang
dikemukakan oleh Allan Nairn. Namun kita juga harus mencari tahu dulu fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Apa yang dilakukan Allan, yaitu membeberkan
hasil wawancaranya dengan Prabowo adalah suatu tindakan yang sangat berani.
Allan tidak ingin suatu saat nanti Indonesia menjadi negara fasis dan banyak
rakyat yang akan menderita karena telah salah memilih pemimpin, oleh karena itu
Allan berani membeberkan sisi gelap dari Prabowo. Hal itu dikemukakan Allan
dalam tulisannya.
Kedua,
apakah benar hal ini merupakan salah satu usaha Amerika Serikat untuk
mengagalkan Prabowo sebagai presiden Indonesia, dengan tujuan agar segala
kepentingan Amerika Serikat di Indonesia berjalan mulus? Tunggu dulu, Allan justru
dikenal sebagai wartawan yang berani mengkritik dan melawan kebijakan negaranya
sendiri melalui tulisannya. Salah satu kritiknya terhadap pemerintah dan
korporasi Amerika selama 40 tahun terakhirnya adalah kebijakan-kebijakan mereka
yang menghisap dan membunuh orang-orang miskin di dunia, termasuk di Indonesia
(Lihat Tulisan Allan Nairn, A response and several challenges to General Prabowo).
Wawancara Allan Nairn dengan Prabowo
tersebut setidaknya menambah pengetahuan kita tentang apa yang terjadi saat
itu. Terlepas dari kabar yang menyebutkan bahwa ia bagian dari campur tangan
Amerika atau tidak, namun niat dan keberanian Allan Nairn membeberkan
wawancaranya ke publik demi pentingnya masa depan suatu bangsa patut kita
acungkan jempol dan cukup membuat masyarakat menilai seperti apa sosok Prabowo
saat itu. Mungkin saja sosok Prabowo
saat itu berbeda dengan sosok Prabowo saat ini. Mungkin saja niatan Prabowo dan
rezim otoriter jinaknya yang ia katakan saat itu tidak akan ia lakukan,
tetapi bisa jadi mungkin saja terjadi. Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan ke salah salah satu capres. Kita lihat saja, akan seperti apa bangsa
ini kedepan dengan presiden yang baru.
No comments:
Post a Comment