Bagai oasis di tengah gurun tandus, keberhasilan pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet) atas raihan gelar juara di Kejuaran Dunia Badminton 2017 di Glasgow, Skotlandia menjadi angin segar di tengah terpuruknya prestasi atlet Indonesia di ajang dua tahunan, Sea Games 2017 yang digelar 19 - 30 Agustus di Kuala Lumpur, Malaysia.
Gelar juara dunia yang diraih kedua kalinya oleh pasangan ganda campuran Owi/Butet seakan menjadi pelipur lara kandasnya harapan masyarakat Indonesia menyaksikan Indonesia menjadi juara umum di pesta olahraga yang telah digelar sebanyak 29 kali tersebut. Maka bukanlah sesuatu yang berlebihan jika penyambutan sang juara dilakukan untuk memacu semangat para atlet bulutangkis muda yang belum meraih emas di Sea Games 2017 kali ini.
Suasana penyambutan di pintu kedatangan internasional Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (29/8) sore tampak lebih ramai dari hari biasanya. Spanduk bertuliskan "Selamat Datang Sang Juara Dunia 2017 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir" membentang jelas sejajar dengan restoran bandara. Dua wanita berbaju putih dengan menengadahkan baki berisi bunga yang siap untuk dikalungkan mulai bersiaga untuk menyambut kedatangan sang juara.
Masyarakat yang secara kebetulan melihat langsung penyambutan tersebut tampak ingin merangsek maju untuk melihat lebih dekat. Ada juga diantara mereka yang menyiapkan gawai untuk berfoto dengan pebulutangkis yang telah mengharumkan nama Indonesia di mata internasional.
Para pengurus PBSI yang ikut menyambut juga menantikan pahlawan mereka muncul dari balik pintu kedatangan internasional, serta para pewarta yang bersiap-siap menghujani Owi/Butet dengan sorotan, cahaya kamera dan pertanyaan-pertanyaan.
Tidak lama kemudian, yang dinanti akhirnya muncul. Owi/Butet beserta Ahsan/Ryan dan pelatih ganda campuran, Richard Mainaky beserta staff langsung disambut oleh para petinggi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), diantaranya Ketua Umum Wiranto, Sekretaris Jenderal Ahmad Budiharto, Kepala Bidang Sub Humas dan Media Sosial PBSI, Ricky Soebagdja, dan Alan Budikusuma.
Ketua Umum PP PBSI, Wiranto dengan senyum lebar langsung menyalami para pemain yang baru tiba dari Glasgow, Skotlandia dan mengalungkan bunga kepada Owi/Butet yang telah mengumandangkan Indonesia Raya di Skotlandia.
"Bagi Owi dan Butet meraih emas bukanlah prestasi yang mudah, termasuk ke Ryan dan Ahsan, ini juga merupakan satu prestasi yang sangat membanggakan, kita bangga kepada kalian semuanya," puji Wiranto dalam sambutannya di hadapan media, Selasa (29/8).
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koodinator Politik, Hukum, dan HAM tersebut juga mengapresiasi keberhasilan tim bulutangkis beregu putra dan tunggal putra yang telah meraih emas di ajang Sea Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. "Ini merupakan satu prestasi yang sangat luar biasa, karena pemain sangat ketat disana," imbuh Wiranto.
Tidak ketinggalan, Sekretaris Jenderal PBSI, Ahmad Budiharto mengatakan bahwa skuat yang dikirimkan ke kejuaraan dunia tahun ini merupakan tim terkecil pada turnamen bergengsi tersebut. "Tapi tim terkecil dengan tekad yang besar alhamdulilah dengan segala keterbatasannya kita bisa meraih gelar juara dunia," kata Ahmad disambut tepuk tangan para pengurus PBSI. Ia berharap kedepan bulutangkis Indonesia semakin berjaya lagi.
Usai mendengar sambutan dari para pejabat teras PBSI, akhirnya untuk pertama kalinya usai menyabet gelar juara dunia di Glasgow, sang juara akhirnya angkat suara. Butet pun mengawali dengan ungkapan puji syukur dan terima kasih karena bisa kembali ke Jakarta dengan selamat.
"Dengan menegakkan kepala, bangga hari ini kita bisa menjadi juara dunia untuk saya yang keempat kali dan Owi yang kedua kali," ujar wanita kelahiran Manado, 9 September 1985 tersebut.
Dibanjiri gelar juara dan pujian, tidak membuat Butet berpuas diri, ia bahkan masih haus akan gelar pada kejuaran-kejuaran lainnya, salah satunya meraih emas di Asian Games 2018.
"Kedepan masih ada pertandigan-pertandingan yang kita ikuti dan pastinya di tahun depan ada Asian Games, kita juga tuan rumah, mudah-mudahan saya dan Owi tetap bisa memberikan yang terbaik," kata Liliyana penuh harap.
Begitu pula dengan Owi, ia berharap prestasi-prestasi yang diraih Owi/Butet saat ini bisa menular ke para junior dan diharapkan tahun berikutnya akan muncul juara-juara baru. Ucapan "amin" pun sontak terdengar seisi ruangan.
Pada saat di final melawan pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen Senin (28/8) lalu, pria kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 tersebut mengaku ingin menikmati pertandingan final yang ia jalani, dan tidak ingin terlalu menggebu-gebu. Begitu juga dengan Butet yang tampil fokus pada pertandingan final kemarin. meskipun sempat terganggu oleh cedera yang dialaminya.
"Karena sudah ke lapangan saya mikirnya bagaimana saya mengeluarkan strategi, sudah enggak berpikir itu (cedera) lagi walaupun ada bola jauh saya ambil kadang terasa, tapi saya fokus lagi ke pertandingan, karena kan kalau fokus kesini (cedera) pecah lagi," kisah Butet.
Meskipun memiliki visi yang sama, yaitu meraih gelar juara, Owi/Butet justru memiliki motivasi yang berbeda untuk mencapai visi tersebut. Pada kejuaraan dunia kemarin, Butet sangat termotivasi ingin memberikan kado terindah di hari kemerdekaan Indonesia. "Tahun ini walaupun tidak tepat di tanggal 17 tetapi masih di bulan agustus, kita bisa kasih kado juga. Itu jadi satu momen yang mungkin susah akan terulang lagi, jadi saya gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," ujar Butet. Sebelumnya di bulan yang sama di tahun 2016, Owi/Butet berhasil meraih emas pada Olimpiade 2016 di Rio, Brazil..
Sedangkan keluarga menjadi alasan tersendiri bagi Owi agar bisa meraih juara di setiap turnamen yang ia hadapi. "Saya paling motivasinya keluarga lah, ingin membanggakan anak, keluarga, indonesia pastinya. kalau saya bertekad seperti itu," ucap Owi.
Tidak lupa juga, dalam kesempatan kemarin Owi berpesan juga kepada para junior untuk mengeraskan tekad juara dan gigih dalam berlatih. Owi juga berpesan kepada para juniornya untuk tidak pantang menyerah apapun kondisinya.
Target Owi/Butet selanjutnya adalah mempersembahkan emas untuk Indonesia di Asian Games 2018. Owi/Butet berupaya untuk menjaga penampilan mereka agar bisa mempertahankan ranking. Mereka berharap perjalanan menuju Asian Games penampilan mereka tetap stabil. Namun ketika ditanya untuk persiapan turnamen selanjutnya, Owi dan Butet mengaku ingin rileks dan menikmati kemenangan terlebih dahulu. "Paling tiga - empat hari lagi sudah latihan lagi," kata Owi. (Febrianto Adi Saputro)