(Sumber Foto: liputan6.com) |
Perayaan
natal tahun 2016 bagi penulis terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk
pertama kalinya penulis bisa merasakan langsung ibadah malam natal di Gereja Katedral,
salah satu gereja katolik bersejarah di Jakarta, bahkan di Indonesia. Tidak
ketinggalan ragam hiasan natal seperti replika delman, cantiknya lampu hias, hingga
replika lambang Garuda Pancasila juga menghiasi sekitaran halaman Gereja
Katedral. Tidak hanya penulis yang ingin merasakan atmosfer perayaan Misa
ibadah natal di Katedral, ribuan orang juga terlihat begitu antusias untuk bisa
Misa di gereja yang berseberangan langsung dengan Masjid Istiqlal ini, terlihat
dari penuhnya jemaat hingga ke bagian samping dan halaman gereja. Bahkan ada juga
yang harus rela menunggu dua setengah jam agar bisa ikut pada Misa selanjutnya.
Semaraknya
perayaan natal jangan sampai membuat kita lupa akan makna natal yang sesungguhnya.
Sebagian orang mungkin memaknai natal hanya sebagai tradisi tahunan. Natal yang
sesungguhnya bukan hanya sekedar tradisi yang hanya dirayakan sehari setelah
itu lewat begitu saja. Penulis sendiri memaknai natal sebagai sebuah bentuk penghayatan
dan rasa syukur atas kasihNya yang melimpah bagi kehidupan umat manusia. Natal
tidak melulu soal pernak-pernik dan barang-barang yang serba baru, tetapi
bagaimana iman kita dapat menjadi baru agar kita semakin menjadi manusia yang
baik untuk sesama manusia.
Pada
natal tahun ini, penulis merasa ada beberapa hal yang perlu sama-sama kita
renungkan. Renungan ini berasal dari khotbah yang disampaikan oleh pendeta dan
romo pada saat ibadah natal. Pertama,
Jangan takut! Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan berjalan mulus,
namun Ia menjanjikan kekuatan agar kita mampu menghadapi segala persoalan yang
kita hadapi. Apalagi di tengah kondisi masyarakat saat ini yang mudah terpecah
karena perbedaan pendapat. Jangan takut! Sebab Allah akan selalu beserta kita. Kedua,
Jadikanlah natal sebagai suatu fase kelahiran kembali diri kita. Tanamkan
selalu dalam benak kita bahwa Yesus telah lahir di dalam diri kita, Ia telah lahir
di rumah kita, keluarga kita, komunitas kita, dan di tanah Indonesia tercinta.
Dengan begitu, kita akan senantiasa menjadi pribadi yang selalu mengingatNya
dan takut akan Tuhan. Ketiga, Beritakanlah kabar baik.
Natal mengingatkan kita kepada sebuah peristiwa dua ribuan tahun lalu tentang adanya
kabar baik yang diberitakan, yaitu kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat. Ajakan
tentang mengabarkan berita baik ini tentu sangat relevan dengan kondisi masyarakat
saat ini yang kerap diributkan dengan pemberitaan yang sifatnya provokatif,
khususnya menjelang pilkada seperti ini. Oleh karena itu natal senantiasa
mengajak kita untuk selalu memberitakan kabar baik agar mereka yang mendengar
kabar baik tersebut selalu memiliki harapan untuk hidup lebih baik.
Semoga beberapa hal yang dijelaskan di atas dapat menjadi renungan kita dalam natal kali ini. Sekiranya damai natal tidak hanya dirasakan umat kristiani saja, melainkan juga dirasakan oleh semua makhluk di dunia. Selamat Natal 2016!
Semoga beberapa hal yang dijelaskan di atas dapat menjadi renungan kita dalam natal kali ini. Sekiranya damai natal tidak hanya dirasakan umat kristiani saja, melainkan juga dirasakan oleh semua makhluk di dunia. Selamat Natal 2016!
Cimanggis, 25 Desember 2016
No comments:
Post a Comment